METODE-METODE KRITIK SASTRA
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Syukur alhamdulillah, segala puji
bagi Alloh dzat yang Maha Tinggi, yang mana atas rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas junjungan dan teladan
insan Rasulullah SAW, atas perjuangan dan bimbingan beliau kita masih berada
dijalan-Nya yakni memegang teguh aqidah dan syari’at islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
partisipan yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini terutama
kepada Bpk.
Afif Bustomi sebagai dosen sekaligus pembimbing dan motivator dalam pembuatan makalah
ini.
Sebagai manusia yang tak
luput dari salah dan lalai, tentunya banyak kesalahan yang kami lakukan hingga
jauh Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selau kami harapkan.
Akhir kata semoga makalah yang telah kami buat dapat menambah
wawasan dan pengetahuan serta menjadi ilmu yang bermanfaat bagi para pencari
ilmu dijalan-Nya. Amiin
Surabaya,
18 April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sastra adalah
karya seni, karena itu ia memiliki sifat yang sama dengan karya seni yang lain,
seperti seni suara, seni lukis, seni pahat, dan lain-lain.tujuannya pun sama
yaitu untuk membantu manusia menyingkapkan rahasia keadaannya, untuk memberi
makna pada eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran. Yang membedakannya dengan seni yang lain
adalah bahwa sastra memiliki aspek bahasa.
Kritik sastra merupakan suatu bentuk karya sastra yang mengandalkan
adanya norma dan nilai. Norma dan nilai adalah prinsip atau konsepsi mengenai
apa yang dianggap baik yang hendak dituju. Nilai sukar dibuktikan kebenarannya,
ia lebih merupakan sesuatu yang disetujui atau ditolak, norma adalah ukuran
yang mencapai nilai. Tanpa pengertian norma dan nilai, kritik tidak dapat
dilakukan. Oleh sebab itu seorang pengeritik sastra sebelum melakukan kritik
sudah mempunyai norma atau ukuran.
Dalam melakukan pekerjaan mengkritik, kritikus menghadapi karya sastra,
ia memahami apa yang terkandung di dalamnya, ia menganalisis setiap unsur dan
aspek, bahasa dan teknik penyajian dengan secermat dan sehalus mungkin untuk
mendapatkan pengertian dan membentuk penafsiran. Hanya dengan demikian dia
dapat melihat pertalian antara bentuk dan isinya. Pertalian itu penting karena
hakekat sastra itu adalah bagaimana isi mempengaruhi bentuk dan bentuk
membungkus atau menyampaikan isi.
BAB II
METODE-METODE KRITIK SASTRA
Secara istilah kritik sastra merupakan suatu analisis yang langsung
berurusan dengan suatu karya sastra tertentu. Di samping menimbang dan bernilai
tidaknya suatu sastra, analisis ini menjernihkan segala macam persoalan yang
meliputi karya sastra itu dengan memberikan penafsiran, penjelasan dan uraian.
Sedangkan dalam mengkritik suatu karya sastra seorang kritikus menggunakan beberapa
metode diantaranya adalah: metode linguistis, estetis, psikologis, dan
ideologis.
1. Metode Linguistis
Menurut para ahli unsur-unsur linguistik
yang ada dalam sastra merupakan media pertama yang membawa seorang kritikus
mampu menganalisis sastra dengan baik. Namun, bukan berarti metode ini tidak
mementingkan makna atau hubungan instrinsik makna, karena bagi mereka bahasa bagaikan
tradisi lainnya yang berkembang dan didirikan diatas kesepakatan yang bersifat
sinkronis, yang bila terjadi perubahan dalam tradisi, perubahan makna pun
terjadi.
2. Metode Estetis
Metode ini lebih mementingkan bentuk
sastra, karena kekuatan dan tujuan penciptaan syair adalah keindahan bentuknya.
Tidak ada hubungan, bagi kalangan ini, antara syair dengan kebenaran dan
kebaikan spiritual. Sisi yang dipertimbangkan dalam penciptaan syair adalah
rasa, karena yang digugah dalam karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai
media adalah intuisi pembaca.[1]
3. Metode Psikologis
Metode ini lebih menekankan pada segi-segi
psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra yang tersembunyi dari sastrawan
dalam menjelaskan karya sastranya.[2] Metode
ini juga bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu membahas tentang
peristiwa kehidupan manusia. Melainkan manusia senantiasa memperhatikan
perilaku yang beragam, sehingga bila kita ingin memahami manusia lebih dalam
maka kita membutuhkan pemahaman tentang psikologi.
Begitu halnya jika kita ingin menggunakan
metode ini maka kita harus mengetahui dan memahami konsep dan kriteria dalam
metode psikologi tersebut, antara lain:
1. Karya sastra merupakan produk dari jiwa dan
pemikiran pengarang yang berada dalam setengah sadar (subconcius), setelah
mendapat bentuk yang jelas secara sadar (concius) maka terbentuklah penciptaan
karya sastra.
2. Kualitas karya sastra ditentukan oleh
bentuk proses penciptaan dari tingkat pertama kepada tingkat kedua
3. Karya sastra yang berkualitas adalah karya
sastra yang mampu menyajikan symbol, wawasan , kepercayaan, budaya, tradisi,
dan lain-lain
4. Karya sastra yang mampu menggambarkan
kekalutan dan kekacauan batin manusia
5. Kebebasan sastrawan dalam menciptakan suatu
karya sangat dihargai, dia memiliki kebebasan yang istimewa, yaitu berupaya
mengkonkritkan gejolak batin yang ada didalam dirinya.
4. Metode ideologis
Metode ini lebih mementingkan unsur-unsur ideologi
dari sastrawan yang terdapat dalam karya sastranya. Sudut pandang Metode
ideologis ini berdasarkan dari system kepercayaan, nilai-nilai, dan
kategori-kategori yang menjadi acuan bagi seseorang atau golongan dalam
memahami dunia. Dengan kata lain, bila kita berbicara mengenai sudut pandang
berlatar ideologis dalam teks naratif, kita mengartikannya sebagai seperangkat
nilai atau kepercayaan yang dikomunikasikan lewat bahasa teks. Isi atau muatan
ideology ini merupakan suatu persoalan yang harus diidentifikasi melalui bahasa
teks.
Menurut Greetz (1973:127), ideology
merupakan pandangan dunia (word view) yang berupa konsepsi-konsepsi tentang
alam, diri, dan masyarakat. Ideology atau pandangan dunia inilah yang menjadi
latar belakang bagi sudut pandang yang diambil tokoh-tokoh cerita untuk melihat
lingkungan di dalam atau diluar dirinya.[3]
Daftar
Pustaka
Budiman, Kris. 1994. Wacana Sastra dan Ideologi. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Hardjana, Andre. 1994. Kritik Sastra Sebuah
Pengantar. Jakarta:PT. Garmedia Pustaka Utama.
Kamil, Sukron.2009. Teori Kritik Sastra
Arab Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Pradopo, Racmat Djoko. Beberapa teori sastra, metode
kritik dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kak terimkasih atas ilmunya, kira2 ada pembahasan kritik sastra pada masa abbasiyyah engga kak ?
BalasHapus